RSS

MA’RIFAT,HAKEKAT,TAREKAT,SYARI’AT

31 Okt

Pemahaman yang beredar
dalam khasanah sufistik,
tasawuf atau mistik Islam
bahwa perjalanan spiritual itu
dimulai dari menjalankan
syariat, memasuki jalan suluk
tarekat dengan berdzikir,
kemudian berolah pikir di aras
hakekat, hingga berujung
pada mengenal Tuhan setelah
bermakrifat/ bertemu
dengan-Nya.
Mohon maaf bila pemahaman
tersebut perlu didekonstruksi
dan didiskusikan ulang. Sebab
keyakinan kita atas hal itu bisa
jadi salah.
Menurut saya, proses bahwa
perjalanan spiritual itu justeru
tidak dimulai dari syari ’at,
tarekat, hakikat, hingga ma’rifat.
Namun lihatlah perjalanan
spiritual Nabi Muhammad SAW,
teladan umat muslim justeru
yang terjadi adalah
kebalikannya:
Perjalanan spiritual justeru
dimulai dari MA ’RIFAT, TAREKAT,
HAKIKAT dan akhirnya sampai
pada SYARIAT.
MAKRIFAT adalah bertemu dan
mencairnya kebenaran yang
hakiki: yang disimbolkan saat
Muhammad SAW bertemu Jibril,
HAKIKAT saat dia mencoba
untuk merenungkan berbagai
perintah untuk IQRA, TAREKAT
saat Muhammad SAW berjuang
untuk menegakkan jalanNya
dan SYARIAT adalah saat
Muhammad SAW mendapat
perintah untuk sholat saat Isra
Mikraj yang merupakan puncak
pendakian tertinggi yang harus
dilaksanakan oleh umat muslim.
Itulah sebabnya, SYARIAT
SHOLAT ADALAH PUNCAK
PENDAKIAN SPIRITUAL yang
terkadang justeru dilalaikan oleh
kaum sufi dan para ahli spiritual.
Padahal, Nabi MUHAMMAD
SAW memberi tuntunan tidak
seperti itu.
SHOLAT adalah komunikasi
tertinggi serta pertemuan antara
TUHAN dan MANUSIA. Sholat
juga merupakan PERTEMUAN
TITIK MODULASI DIMENSI YANG
LAHIR DAN BATIN ANTARA
TUHAN YANG MAHA LAHIR DAN
MAHA BATIN dengan manusia
yang merupakan makhluk satu-
satunya yang memiliki SDM
untuk mempertemukan titik
temu dari dua dimensi tersebut
dalam dirinya.
TITIK TEMU itu terletak pada
KESADARAN. NAH, Bagaimana
penjelasan tentang
PERJUMPAAN TUHAN dengan
MANUSIA? Monggo KITA sholat
dengan khusyuk. CARI TITIK
PALING HENING dan
NIKMATILAH WAJAH TUHAN
DAN BERMESRAANLAH DENGAN
DIA, YANG MAHA TERKASIH.
MA’RIFAT, HAKIKAT, TAREKAT
DIAKSES dengan alat
epistemologis PANCAINDERA
AKAL-RASA-BUDI dan akhirnya
PENDAKIAN SPIRITUAL sampai
pada SYARIAT, yaitu DIAKSES
DENGAN SEMUA ALAT
EPISTEMOLOGIS MANUSIA:
PANCAINDERA, AKAL, RASA,
BUDI dan ini yang special yaitu
HIDAYAH WAHYU untuk
kemudian dimanifestasikan
dalam PERILAKU …
Itu sebabnya, bila Sholatnya
bagus maka PERILAKU PASTI
BAIK, SEHINGGA DARI
PERILAKULAH KITA BISA
MENAKAR APAKAH SESEORANG
ITU SUDAH BERMANUNGGAL
DENGAN TUHAN. PERILAKU
adalah ibadah yang menjadi
SYAHADAT manusia yang sudah
mencapai taraf INSAN KAMIL,
yaitu bermanunggalnya
makrokosmos dengan
mikrokosmos, jagad alit dan
jagad gede, manunggaling
kawulo kelawan gusti.
Sampun.Pareng-paren ki sanak..,.
ngapunten mbok bilih wonten
ingkang lepat. Nuwun gunging
ombak samudra pangaksami.
Monggo paring pencerahan
bersama.
Wong Alus

 
1 Komentar

Ditulis oleh pada 31 Oktober 2010 inci Spiritual

 

1 responses to “MA’RIFAT,HAKEKAT,TAREKAT,SYARI’AT

  1. sutarip, sh

    13 November 2015 at 08:40

    Ulasan ustad ada benarnya, tapi mungkin itu sebatas pengetahuan ustad dan itu mungkin ditujukan untuk perlakuan terhadap Rosululloh SAW sendiri, lalu bagaimana dengan perlakuan kepada kita sebagai umatnya ? Menurut pengetahuan saya justru sebaliknya. Penjelasannya cukup dengan kalimat sederhana saja gak perlu menggunakan kalimat kalimat bagus yang sulit dicerna oleh orang awam. Rosululloh SAW bersabda : ” Syariat adalah ucapanku, Thoreqat adalah perbuatanku, Hakekat adalah tingkah lakuku dan Mari’fat adalah pangkal kekayaan atau modal dasar bagi keseimbangan lahir dan batin ”
    Dari hadist tersebut saja sudah nampak urutan yang dimaksud oleh Baginda Rosul. Mari’fat berarti mengenal sifat sifat zat Allah. Mari’fat adalah puncaknya pengamalan ibadah kepada Allah Swt. Seorang manusia bila ingin mengenal Allah, kenali dulu dirinya sendiri, bagaimana ia bisa mengenal Allah jika dia sendiri tidak mengenal siapa dirinya. Belajar mengenal siapa diri kita dengan beribadah kepada Allah dimulai dengan mengamalkan atau menegakan syariat. Dalam mengamalkan syariat harus disertai dengan berthoriqot.Dari keduanya akan dicapai hakekat dan mari’fat. Wallahu a’lam bishowab.

     

Tinggalkan komentar